Rabu, Desember 19, 2007

" Kembali - The Fikr "

Diposting oleh Soraya di 12/19/2007 07:08:00 PM 0 comment

Kutinggalkan dunia silamku
Untuk kembali kepada-Mu
Biar kutempuh duri dan ranjau
Demi Alloh kutempuh dengan tenang

Sekian lama aku tertipu
Godaan kerlipan fatamorgana
Karena mengumbar hawa nafsu
Aku pecundang dalam hidupku

Oh ... Tuhan pimpinlah setiap langkahku
Dalam perjalanan menuju-Mu
Ku tak bisa untuk apapun
Selain mengharapkan kasih-Mu

Reff *
Cintaku pada-Mu segalanya
Cintaku pada-Mu sepenuhnya
Cintaku pada-Mu cinta agung
Wahai tuhan yang pemberi rahmat
Ampunilah dosa-dosaku


Mo Download?? Tafadhol...!! ^^

Sekilas Tentang Kitab Riyadhus Shalihin

Diposting oleh Soraya di 12/19/2007 06:24:00 PM 1 comment

Sesungguhnya Alloh telah mengutus Rasul-Nya Muhammad dengan membawa petunjuk dan menurunkan kepadanya Al Quran pedoman hidup umat yang kekal sampai hari kiamat serta memberikan tafsir Al Quran dan yang semisalnya bersama Al Quran tersebut, sehingga Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam baik berupa ucapan atau perbuatan adalah penjelas Al Quranadanapenunjukamakna-maknanya.

Demikian juga para sahabat Rasulullah telah menghafal, mempelajari dan menulis Al Quran dan As Sunnah sedangkan Alloh telah bertanggung jawab dalam menjaga kitab-Nya yang mulia dan menjadikan orang-orang yang menjaga dan memperhatikan As Sunnah An Nabawiyah sejak masa Rosululloh sampai sekarang hingga hari kiamat nanti.

Dengan taufik dari Alloh, Sunnah Rosululloh menjadi pusat perhatian para ulama di setiap masa dan tempat sehingga sempurnalah penjagaan, taqyiid dan penulisannya dalam kitab musnad, shihah, sunan dan mu’jam-mu’jam. Di antara para ulama yang memberikan perannya dalam menjaga dan menulis As Sunnah adalah Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf an-Nawawy ad-Dimasyqy (631-676 H) yang termasuk dalam jajaran ulama besar di abad ke-7 hijriah, beliau memiliki hasil karya yang banyak lagi bermanfaat dalam pembahasan yang beraneka ragam, karya-karya beliau telah mendapatkan pujian dan sanjungan serta perhatian yang besar dari para ulama sehingga mereka mempelajari, mengambil faedah dan menukil dari karya-karya beliau tersebut.

Di antara karya-karya beliau yang paling bermanfaat, terkenal dan tersebar di semua kalangan adalah kitab “Riyadhush Sholihin”, hal itu terjadi setelah izin Alloh, karena dua hal:

Pertama, isi kandungannya yang memuat bimbingan yang dapat menata dan menumbuhkan jiwa serta melahirkan satu kekuatan yang besar untuk berhias dengan ibadah yang menjadi tujuan diciptakannya jiwa tersebut dan mengantarnya kepada kebahagiaan dan kebaikan, karena kitab ini umum meliputi Targhib dan Tarhib dan kebutuhan seorang muslim dalam perkara agama, dunia dan akhiratnya. Kitab ini adalah kitab tarbiyah (pembinaan) yang baik yang menyentuh aneka ragam aspek kehidupan individual (pribadi) dan sosial kemasyarakatan dengan uslub (cara pemaparan) yang mudah lagi jelas yang dapat dipahami oleh orang khusus dan awam.

Dalam kitab ini penulis mengambil materinya dari kitab-kitab sunnah terpercaya seperti Shohih al-Bukhoriy, Muslim, Abu Daud, An Nasaa’i, At Tirmidziy, Ibnu Majah dan lain-lainnya. Beliau berjanji tidak memasukkan ke dalam bukunya ini kecuali hadits-hadits yang shohih dan beliau pun menunaikannya sehingga tidak didapatkan hadits yang lemah kecuali sedikit itu pun kemungkinan menurut pandangan dan ilmu beliau adalah shohih.

Kedua, tingginya kedudukan ilmiah yang dimiliki pengarang Riyadhush Sholihin ini di antara para ulama zamannya karena keluasan ilmu dan dalamnya pemahaman beliau terhadap sunnah Rosululloh.

Kitab Riyadhush Sholihin ini memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki kitab selainnya dari kitab-kitab Sunnah dan dia benar-benar bekal bagi penasihat, permata bagi yang menerima nasihat, pelita bagi orang yang mengambil petunjuk dan taman orang-orang sholih. Hal inilah yang menjadi sebab mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan ulama sehingga mereka memberikan syarah, komentar dan mengajarkannya di halaqoh-halaqoh mereka.

Akhirnya tidak dapat dipungkiri, kitab ini termasuk kitab yang paling banyak tersebar dan dimiliki sehingga kemasyhurannya telah melangit dan mendapatkan kedudukan yang tinggi di kalangan orang-orang khusus dan awam, dan cukuplah (sebagai bukti) umumnya masjid menjadikannya sebagai bahan bacaan yang dibacakan kepada makmum setelah sholat atau sebelumnya.

Imam Nawawi memberikan keistimewaan dalam tertib dan pembuatan bab pembahasan, beliau membaginya menjadi beberapa kitab dan kitab-kitab ini dibagi menjadi beberapa bab lalu menjadikan kitab sebagai judul bagi hadits-hadits yang ada di dalam bab-bab yang banyak dari satu jenis dan menjadikan bab sebagai judul bagi sekelompok hadits yang menunjukkan satu permasalahan khusus.

Kitab ini terdiri dari 17 kitab, 265 bab dan 1897 hadits, beliau membuka mayoritas babnya dengan menyebut ayat-ayat dari Al Quran yang sesuai dengan pembahasan hadits yang ada lalu membuat tertib dan bab yang saling berhubungan sehingga kitab ini bisa mengalahkan selainnya dari kitab-kitab yang serupa dengannya. (Lihat Muqaddimah Syarhu Riyadhush Sholihin Karya: Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin oleh: Prof. Dr. Abdullah bin Muhammad bin Ahmad ath-Thoyaar Cetakan pertama tahun 1415/1995)

Demikianlah keistimewaan kitab ini sehingga sudah selayaknya mendapatkan perhatian dari setiap muslim yang ingin membina dirinya menuju ketakwaan.

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak dan tidak ada seorang pun yang lolos dari kesalahan. Oleh karena itu tegur sapa dan nasihat senantiasa diharapkan dan mudah-mudahan semua ini menjadi amal sholih dan bekal yang baik menuju hari pembalasan.

[Sukoharjo, 22 Desember 2006 M, sumber: kumpulan makalah Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. jazaahullohu ahsanal jaza’]

Dapet dari sini nih...

Selasa, Desember 04, 2007

Orang-Orang Berpayung Hitam

Diposting oleh Soraya di 12/04/2007 11:03:00 AM 0 comment
Um.. bingung melihat perubahan di blog, jadi ikut ikutan iseng deh posting salah satu cerpen yg pernah w baca dulu.. Sad ending sii, cukup membuat hati trenyuh lah.. ( xixixi.. ). Yah.. bosen ngejob mulu, bingung posting apaan, jadi deh kaya begini.. semoga menghibur bagi yg membaca!

***************************************************************************************
SELAIN angin yang bertiup terasa aneh, udara kecut, dan kesepian yang bungkam, hanya terlihat orang-orang berpayung hitam. Wajah mereka muram, menunduk dan gelisah. Sebentar-sebentar mereka mengusap wajah seolah-olah sedang mengusap air mata. Sebentar-sebentar mereka berjalan lagi, bergegas, berputaran di antara tumpukan dan runtuhan.

Tak banyak di antara mereka yang bicara selain menikmati udara yang berbau perkabungan. Mereka adalah orang-orang yang datang mencari saudaranya setelah gempa membumiratakan bangunan-bangunan dan nyawa-nyawa di kota kecil itu. Ada yang menggali-gali runtuhan mencari-cari sesuatu, mungkin istri atau anak-anaknya. Ada yang menjerit-jerit histeris di depan sebuah gundukan berbentuk kuburan. Ada yang tersenyum-senyum kecil memperhatikan bekas rumah yang sudah hancur. Dan ada seseorang termangu di depan sebuah ayunan yang berbuai-buai lemah. Ayunan?

* * *

Suluh menjerit, dan kadang seolah tertawa, ketika ayunan itu kubuai begitu tinggi. Matanya berbinar-binar bercampur cemas. Tangannya berpegangan kuat pada dua tali ayunan. Setelah puas melihat ekspresi Suluh yang memesona itu, aku mulai memperlambat ayunan. Lalu ayunan pun berhenti. Kini giliran Suluh yang membuaikan ayunan. Begitu kami bergantian bermain. Dan terkadang kami naiki ayunan itu berdua. Tiang kayu yang diberi tali untuk menyangkutkan selembar papan berukuran 60 sentimeter kali 30 sentimeter, tidaklah terlalu sempit untuk ukuran bocah seperti kami. Kanak-kanak desa yang sedang riang dan girang.

Rumahku dan rumah Suluh bersebelahan. Tetangga. Aku bocah laki-laki, dan Suluh seorang gadis kecil. Setiap pulang sekolah, atau setiap waktu bermain tiba, kami tiba-tiba begitu saja telah berada di bawah ayunan tersebut. Ayunan yang dibuat ayah Suluh dan terletak di halaman rumahnya yang cukup luas dan asri. Ayunan yang sangat mengasyikkan bagi bocah kelas tiga SD seperti kami.

Kami tidak pernah berjanji. Tapi entah kenapa, setiap aku ingin bermain ayunan, Suluh seolah-olah sudah menunggu di sana. Selalu begitu.

"Kamu kok datangnya telat?" tanya Suluh agak cemberut ketika kulihat ia berusaha membuai ayunan sendiri dengan kesulitan. Kakinya yang tak sampai menggapai-gapai tanah agar bisa mendorong ayunan dan berbuai.

"Aku disuruh mama ke warung dulu. Beli kopi buat bapak," jawabku menjelaskan. "Kamu jelek kalau lagi sedih," gurauku menggoda kecemberutannya seraya berdiri di belakang Suluh dan mulai membuai ayunan.

Tiang ayunan itu bergoyang-goyang. Talinya berderit-derit. Wajah Suluh yang tadi cemberut tiba-tiba berubah riang. Ceria. Gembira. Ia pun menjerit-jerit bercampur tawa. Melihat paras wajah Suluh yang seperti itu, aku semakin bersemangat pula untuk membuainya. Sampai lelah. Sampai ayunan itu memelan. Dan kami bergantian lagi. Terus. Sampai senja jatuh menimpa.

Dan waktu pun berpulun-pulunan tak terasa. Hingga kami kelas enam SD, kami masih tetap bermain. Saling membuaikan ayunan seraya bercerita dan bercanda.

"Suluh, sampai kapan kita akan bermain ayunan seperti ini. Bukankah tidak lama lagi kita akan menjadi siswa SMP?" tanyaku sambil menghentikan ayunan. Suluh pun turun. Kami duduk berdampingan di masing-masing tiang ayunan tersebut. Melihat ke luar perkarangan rumah Suluh. Pemandangan pohon-pohon rimbun. Sketsa alam desa di sebuah kota kecil. Ada barisan bukit-bukit dan gunung di ujung tatapan kami.

"Sampai kapan saja!" jawab Suluh tegas. Seolah-olah ia sama sekali tidak menginginkan pertanyaanku. Sore itu kota kecil kami terasa cerah. Angin bertiup damai. Burung-burung saling mengejar ranting. Suaranya mempertegas keindahan alam yang betapa menggoda. Itu juga salah satu bagian yang aku dan Suluh suka.

"Kamu kok diam?" tanya Suluh tiba-tiba menyentak keheningan. "Kamu sudah bosan ya bermain ayunan?" lanjutnya lagi.

Aku hanya menggeleng. Terlalu sulit untuk membiarkan Suluh kecewa. Seperti sangat sulit membayangkan paras Suluh yang ceria, yang selama ini sangat kusukai, tiba-tiba berubah menjadi sedih. Aku tidak ingin kehilangan semua itu. Tidak!

"Aku takut menjadi dewasa!" jawabku kemudian seadanya.

"Maksud kamu?" Suluh bertanya bingung.

"Orang dewasa tidak boleh lagi main ayunan."

"Kalau seandainya kita tidak peduli dengan hal itu?"

"Kita akan ditertawakan orang-orang."

"Lo kok ditertawakan?"

Sebelum aku sempat menjawab, ayah dan ibu Suluh sudah berdiri di depan pintu, dan tidak lama kemudian suara mamaku juga terdengar memanggil-manggil. Percakapan kami pun terhenti. Aku harus pulang. Suluh harus pulang. Kami berpisah. Mungkin dalam hati sama-sama berjanji, besok akan bertemu lagi, di ayunan itu, bergantian saling membuaikan

Dan kami menepati janji yang tumbuh dalam hati itu. Kami kembali bermain berdua, bertemu di ayunan, saling membuaikan, bercerita, menjelang hari senja. Adakah ayunan memang sebuah permainan yang mengasyikkan atau pertemuan-pertemuanlah yang kini menjadi kebutuhan bagi kami?

Ya, kebutuhanlah yang menuntut kami sampai ke bangku SMP. Meski kami tidak sesering dulu lagi bertemu di ayunan itu, ada waktu-waktu tertentu yang kami sepakati untuk bisa bersama. Kadang kami tetap bermain ayunan. Kadang hanya sekedar bercerita.

"Bapak menyuruhku sekolah di Jakarta. Tinggal bersama tante, adik bapak yang paling kecil," ucapku perlahan. Kuperhatikan wajah Suluh yang beranjak remaja. Sebuah garis kecantikan yang mulai tumbuh. Meresap. Pelan-pelan seolah memancarkan cahaya yang tak mampu kuberi makna. Tapi mendengar ucapanku, tiba-tiba cahaya itu seakan memudar seketika. Mendadak murung. Apakah ucapanku tadi yang sudah merampasnya?

"Kamu mau meninggalkanku?" Suluh bertanya setengah bergumam. Ada lenguh giris dari nada suaranya. Dan tatapannya tiba-tiba seakan menghujamku.

"Ini kehendak bapak," jawabku berusaha mengelak.

"Tapi kamu setuju kan?" balas Suluh terus mendesak.

Aku tak bisa menjawab. Satu sisi aku tidak ingin berpisah dengan Suluh. Di sisi yang lain bapak menggambarkan tentang masa depan yang indah buatku bila bersekolah di Jakarta. Sebuah persimpangan yang rawan. Pilihan atas dua yang sama menggoda. Aku ada di antaranya. Berdiam bagai sebuah tonggak rapuh yang tak sanggup berbuat apa-apa. Rapuh karena usiaku yang belum matang untuk menentukan pilihan.

"Mungkin itu yang dulu pernah kamu katakan, kamu takut menjadi dewasa. Dan sekarang saat itu telah tiba," ucap Suluh dalam suara yang bergetar, barangkali karena rasa haru yang coba ditahannya. “Aku tidak mungkin menghalangi kepergianmu. Tidak mungkin! Hanya aku berharap, suatu saat nanti kita akan kembali bertemu di ayunan ini. Bertemu lagi. Tapi tak perlu berjanji!” lanjut Suluh mengulang-ulang kalimatnya.

Lalu Suluh berlari meninggalkanku. Masuk ke rumahnya. Dan aku sempat melihat air matanya menetes. Kutatap ayunan kayu itu. Dua tiang yang selalu menyatukan kami. Selembar papan tempat kami membagi kegembiraan. Diam-diam ada catatan panjang tentang kehidupan kami yang telah disimpannya. Masa kanak-kanak. Sebuah masa di mana hidup terasa sangat indah. Kami menabur keindahan tersebut di atas ayunan. Kini aku sendiri di depan ayunan itu. Dan Suluh telah berlari ke dalam rumah sambil menangis. Tapi aku harus pergi. Karena kata bapak hidup perlu masa depan.

* * *
Gegas Jakarta ternyata tak membuatku lupa pada Suluh begitu saja. Demikian juga kesibukanku sebagai seorang siswa SMA yang kemudian kuliah di fakultas teknik. Tak ada yang mampu menahan. Kami tetap menjalin komunikasi. Bahkan terasa makin dekat, akrab, dalam rindu yang coba melawan jarak di depan kami.

Seperti di atas ayunan dulu, kami bergantian untuk memulai komunikasi. Bila Suluh tak meneleponku, akulah yang mengambil inisiatif untuk memulai. Kami masih saja seolah-olah terus digerakkan sesuatu yang tak pernah kami janjikan. Itu berlangsung selama tujuh tahun.

Dalam tujuh tahun tersebut hanya dua kali aku pulang berlibur. Menuntaskan sesuatu yang tiba-tiba tak kumengerti. Berdegup. Mengguncang dadaku di saat-saat sendiri. Dan semua itu kuungkapkan pada Suluh. Lepas sejujurnya.

"Mungkin yang kurasa lebih kuat daripada apa yang kamu rasa," kata Suluh di sebuah taman kota tempat kami bertemu menanggapi apa yang kuungkapkan. "Hanya saja, entah kenapa, aku begitu yakin bahwa kita akan kembali bertemu di ayunan itu. Kita memang tak pernah berjanji. Tapi siapakah di antara kita yang mampu mendustai diri?"

Suluh sudah menjadi gadis yang sempurna kini. Cahaya yang dulu menggetarkan di parasnya semakin menguat dan seakan-akan menyedotku untuk tidak pernah berpisah lagi dengannya. Rambut panjangnya. Bibir rekahnya. Mata bulatnya. Dan alisnya. Ah, Suluh. Aku akan pulang menjemputmu bila waktunya tiba.

"Ketika berangkat dulu, aku belum tahu apa makna pilihan. Kini waktu membuatku mengerti. Suluh, bersediakah kamu kupilih menjadi teman hidupku?"

Suluh tertunduk.

"Tahun ini kuliahku selesai. Sebuah perusahaan telah memberikan gambaran untuk menampungku bekerja di sana. Aku akan segera menjemputmu, Suluh. Kita menikah. Tinggal di Jakarta. Di halaman rumah akan kita buat sebuah ayunan tempat bermain setiap senja. Kamu bersedia, Suluh?"

Suluh mengangguk.

* * *
Selain angin yang bertiup terasa aneh, udara kecut, dan kesepian yang bungkam, hanya terlihat orang-orang berpayung hitam. Wajah mereka muram, menunduk dan gelisah. Sebentar-sebentar mereka mengusap wajah seolah-olah sedang mengusap air mata. Sebentar-sebentar mereka berjalan lagi, bergegas, berputaran di antara tumpukan dan runtuhan.

Tak banyak di antara mereka yang bicara selain menikmati udara yang berbau perkabungan. Mereka adalah orang-orang yang datang mencari saudaranya setelah gempa membumiratakan bangunan-bangunan dan nyawa-nyawa di kota kecil itu. Ada yang menggali-gali runtuhan mencari-cari sesuatu, mungkin istri atau anak-anaknya. Ada yang menjerit-jerit histeris di depan sebuah gundukan berbentuk kuburan. Ada yang tersenyum-senyum kecil memperhatikan bekas rumah yang sudah hancur. Dan ada seseorang termangu di depan sebuah ayunan yang berbuai-buai lemah.

"Di mana kamu , Suluh?" gumamnya, lalu membaur bersama orang-orang berpayung hitam yang terus saja mengitari runtuhan demi runtuhan di desa itu.

Payakumbuh, Maret 2007

hiks..hiks.. menyedihkan sekali kisah ini...

Kamis, November 22, 2007

Niat sih belajar bhs arab..tapi...

Diposting oleh Soraya di 11/22/2007 02:00:00 PM 0 comment
Hm..lama juga tak mengutak atik ni blog.. saking sibukny ( halah...). sekaliny mulai lagi, w cuma punya ide wat posting yg berbau bau arab.. intiny seeh belajar bhs arab. ini dibuat wabil khusus bagi temen2 ta'lim w yg berencana mau mempelajari bahasa arab bagian hiwar alias conversation..
n buat yg lainny, pelajari aja kl mau...hihi :P, dijamin g nyesel deeh bisa nerjemahin alquran yg kita baca n paham maksudny..ato kalo itu terkesan berat, yah seenggany ngerti lah sedikit kosa katany, sebagai orang yg beragama islam masa g bangga siih bisa tau n ngerti surat cintany Allah..
tidak perlu didalami, yg penting dimengerti.. ( apa seeh.. )

Nah.. disini nih kalian bisa dapetin ilmunya..

Okeh..sabtu depan depanny lagi ( pokoke pas ad schedule bhs arab ), kita review y kawan2.. [ especially to iis, hihi.. secara kita pernah satu perjuangan di LPINA n temen2 yg laenny juga =) ]

moga bermanfaat yah teman2.. ^_^

Rabu, Oktober 03, 2007

Ngisap Jempol saat saum?? batal gak ya...??!

Diposting oleh Soraya di 10/03/2007 09:21:00 AM 3 comment
Bagi yang memiliki kebiasaan mengisap jempol di saat saat tertentu, tanpa mengenal waktu dan tempat, ada pertanyaan nih... klo lagi saum bole g sih klo tiba2 tanpa kita sadari jempol kita tau2 udah di depan bibir...., ntah itu digigit or dihisap - tergantung kebiasaan masing2, kl w sih gigit, hehehe -. .bagaimana dengan Anda?

Banyak pendapat yang mengatakan bahwa benda apa saja yang dimasukkan kedalam tubuh membatalkan saum... trus gmn dunkz, kan kebiasaan itu datang tanpa kita sadari, lagipula g ngenyangin kok gigit jempol doank.. *halah, alasan aj nih...!

Oke deh, daripada pusing2, mending kita denger aja pendapat dari "Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid" yang begitu simpel n mudah dicerna ini...

Beliau mengatakan, hendaknya kita berusaha meninggalkan kebiasaan tersebut, upayakan segera menarik jari begitu kita menyadarinya. Dan apa yang terjadi pada saat kita terlupa tidak akan merusak puasa.

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Salam bersabda:
"Sesungguhnya Allah memaafkan umatku yang tersilap, lupa dan sesuatu yang dipaksakan terhadap mereka."
(H.R Ibnu Majah No:2033 dan dicantumkan dalam Shahih Al-Jami' No:1731)

Nah..ringan kan! singkat, jelas, padat... hehe..

Semoga bermanfaat!

Selasa, Oktober 02, 2007

Hukum Orang Yang Membatalkan Puasa Karena Bekerja Di Panas Terik

Diposting oleh Soraya di 10/02/2007 11:45:00 PM 6 comment
Umm..dari judulnya, berat niih kayanya wat temen2 kita yg kerjanya dibawah terik matahari, di atas tower or BTS, roof top dan lain sebagainya, yang pastinya beroperasi dalam ruangan tak beratap yang berhubungan langsung dengan matahari. Apalagi kl job tsb kudu dikerjain saat siang bolong atau masih dalam proses pengerjaan, lagi matahari sedeng panas panasnya... pfuuuh..betapa berat usaha kalian dalam menimba ilmu, semoga Dy membalasnya dg pahala yang tak terhingga... , n bersyukurlah bagi kita yang diberi berbagai keringanan olehNya, kerja indoor n didepan PC pula tanpa harus keluar energi berlebih..

Dilihat dari segi apapun, Islam tidak mengenal alasan2 yang masih bisa kita cari celah penyelesaiannya. Termasuk membatalkan saum saat berada dipertengahan job, mungkin yang lagi diatas tower, trus saking panasnya tenggorokan bener2 kering, eh..ada aj godaan, tenyata di tas tool kit yang nyantel dipinggang ad botol mizoneny...wah2..paragh bet dah, kl udah sampe niat buka diatas tower gni.. jgn ampe kaya gini y teman2....

Sebelumnya kita telaah dulu deh firman Allah yang artinya :
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu bershiyam sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah :183)

Menurut Fatwa Samahatusy Syaikh Abdullah bin Humeid:

Allah telah menjadikan takwa sebagai tujuan diwajibkannya ibadah puasa. Ibadah puasa merupakan wasilah dalam meraih ketakwaan. Haram atasmu melakukan hal itu- membatalkan puasa- dan hendaknya cepat-cepat bertaubat dan banyak-banyak beristighfar serta menyesali perbuatanmu tersebut. Adapun keberadaanmu sebagai pekerja keras, itu bukanlah alasan. Anda dapat bekerja pada malam hari. Jika tidak bisa, maka tinggalkanlah pekerjaan Anda tersebut, karena hal itu tidaklah begitu mendesak. Tinggalkanlah dahulu pekerjaan tersebut selama satu bulan atau terus bekerja dengan santai dan ringan hingga Anda dapat menjalankan ibadah puasa. Adapun tidak berpuasa pada bulan Ramadhan dengan alasan bekerja, hal itu tentu saja tidak boleh. Jika Anda mempunyai hutang puasa pada tahun lalu yang belum diqadha' (diganti) hingga datang Ramadhan berikutnya, maka hendaknya Anda segera menggantinya dan membayar fidyah sejumlah puasa yang ditinggalkan sebanyak satu mud gandum atau setengah sha' yang lainnya. Hendaknya Anda tidak mengulangi perbuatan tersebut. Banyak-banyaklah beristighfar kepada Allah dan banyaklah mengingat nasib Anda di hadapan Allah Azza wa Jalla serta hisab dan perhitungan-Nya atas dirimu. Apa nantinya alasan Anda di hadapan Allah Ta'ala pada Hari Kiamat? Allah telah memberikan kesehatan dan afiyat kepadamu, kendati demikian Anda tidak melaksanakan kewajiban dan tidak melaksanakan perintah-perintah-Nya.

Semoga Allah memberikan taufiq kepada Anda dan kepada kita semua kepada apa-apa yang dicintai Allah dan diridhai-Nya.

Demikian fatwa tersebut w dapet dari sini

Semoga bisa diambil kesimpulan dari fatwa tsb, n perlu diingat, klo mo taqwa itu jangan nunggu mood dateng atau jgn bilang ntar2an..yah, mumpung ramadhan, raih dah tu gelar dg sekuat tenaga kita, sapa tw ramadhan taon depan kita udah g bisa ngerasain nikmatnya saum lagi.. huhu..semoga Dy memberi kita umur panjang beserta keberkahan didalamnya..amiin!

*Unzur ila ma qol wa la tanzur ila man qol...

Selasa, September 25, 2007

Kesempatan

Diposting oleh Soraya di 9/25/2007 04:58:00 PM 8 comment
Dalam sebuah perjalanan dinas, seorang manajer dan stafnya yang masih muda menumpang kereta api jurusan Bandung-Jakarta. Tempat duduk yang tersisa hanyalah di depan wanita muda yang cantik dan neneknya. Sang manajer dan stafnya duduk berhadapan dengan kedua wanita tersebut ( bangku kereta mirip kelas ekonomi sekarang ). Sementara kereta api berjalan, keempat orang ini mencoba menyesuaikan diri dengan membuka percakapan.

Percakapan mulai terbuka, hingga tanpa terasa kereta yang mereka tumpangi mulai memasuki terowongan Sasaksaat. Entah kenapa, lampu dalam gerbong tiba-tiba tidak menyala. Tak ayal lagi, seluruh gerbong pun menjadi gelap gulita.

Untuk beberapa lama, keempat orang ini-dan tentunya penumpang lain- diliputi kegelapan total. Mereka hanya ditemani deru lokomotif serta bunyi kereta api. Dalam kesunyian sesaat itu, disamping mendengar deru kereta api, keempat orang yang duduk berdekatan itu mendengar dua suara lain yang cukup keras, yakni sebuah ciuman dan sebuah tamparan.

Setelah melewati terowongan yang gelap tsb, keempat orang itu mulai menerjemahkan bunyi ciuman dan tamparan tadi dengan persepsi masing2.

to be continued..

Si Wanita muda berpikir, " Saya merasa tersanjung, manajer yang berdasi di depan saya ini telah mencium saya, namun saya sangat malu karena nenek menamparnya."

Sedangkan neneknya berpikir, " Saya kesal karena orang muda itu mencium cucu saya, tetapi saya bangga karena cucu saya punya keberanian untuk membalasnya!"

Di pihak lain, sang manajer duduk diam sambil berpikir, " Staf saya telah memperlihatkan keberanian yang besar untuk mencium gadis yang belum dikenalnya, tetapi kenapa gadis tersebut keliru menampar saya?"

to be continued..

Lalu, bisakah kalian tebak apa yang sebenarnya terjadi....??

lanjuut........

Tampaknya, hanya staf itu satu - satunya orang yang tahu apa yang sesungguhnya terjadi, sebab dalam waktu yang singkat dia mempunyai "kesempatan" untuk mencium seorang gadis cantik sekaligus menampar manajernya. ( dengan alasan yg emang cuma tu staf yang tw, hi3, w mana tw.. )

***

ORANG bijak pernah membagi tiga jenis manusia. Pertama, manusia bodoh, yakni mereka yang selalu melalaikan dan mengesampingkan setiap kesempatan yang ada. Kedua, manusia baik, yakni mereka yang selalu mengambil kesempatan yang datang kepadanya. Sedangkan jenis manusia yang ketiga adalah manusia bijak, yakni mereka yang selalu mencari kesempatan yang memungkinkan dirinya untuk terus berkembang tanpa harus banyak menunggu.

Dimanakah kesempatan itu? di luar atau di dalam diri? Kesempatan sebenarnya bukan berada di luar diri manusia. Kesempatan yang hakiki justru berada dalam individu tsb. Artinya, respon kita terhadap peristiwa yang terjadi yang akan menggiring pemaknaan kita apakah itu kesempatan atau bukan. Proses pemaknaan dan mengambil sesuatu itu sebagai suatu kesempatan atau peluang tidak semata-mata ditentukan oleh jenjang pendidikan atau jabatan, melainkan melalui cara kita memandang. Oleh karena itu, dalam kenyataannya ada dua jenis manusia yang dapat memknai fenomena yang ada sebagai suatu kesempatan, yaitu opportunist dan adventurer.

Sebagai contoh, ada begitu banyak kejadian dimana orang memanfaatkan kesempatan menjarah barang2 orang yang mengalami kecelakaan sementara si pemilik sedang sekarat. Atau dalam kejadian lain, seseorang bisa bergabung dalam kelompok atau club tertentu hanya untuk mencari kesempatan bagaimana supaya keinginan, ambisi, serta popolaritas dirinya terangkat. Orang2 yang memanfaatkan kesempatan dengan niat yang tidak tulus, bahkan cenderung mengorbankan orang lain, inilah yang dikenal dengan kaum opportunist. Ketika orang lain memandang suatu kejadian atau fenomena sebagai ajang untuk melayani orang lain, justru cara pandangnya yang negatif mengatakan dan mendorong dirinya untuk meraih keuntungan yang sebesar-besarnya.

Sebaliknya, mereka yang mampu memanfaatkan kejadian yang ada sebagai sarana untuk membangun dirinya dan orang lain maupun perusahaan adalah mereka yang dikenal dengan kaum adventurer. Mereka bahkan mampu melihat apa yang tidak mungkin di mata orang lain menjadi mungkin. Masih segar dalam ingatan kita satu pepatah indah yang pernah menjadi goresan tinta emas dunia kewirausahaan, " Ribuan orang melihat apel jatuh, namun hanya Isaac Newton yang bertanya : Mengapa? "

Kehadiarn mereka ditengah-tengah lingkungan menjadi sumber inspirasi bagi orang lain untuk membangun kompetensi. Mereka tidak segan-segan berbagi kepada orang lain, tanpa rasa takut disaingi atau popularitas mereka hancur. Mereka tahu bahwa semakin banyak memberi inspirasi, semakin peka pula intuisinya dalam melihat kejadian sebagai suatu kesempatan.

Menjadi opportunist maupun adventurer adalah suatu pilihan bagi kita. Mari kita memilih untuk menjadi adventurer yang memiliki pikiran yang selangkah lebih maju dalam memaknai setiap kejadian. Saat orang lain diam, kita mulai berjalan. Saat orang lain berjalan, kita mulai berlari. Saat orang berlari, kita sudah sampai. Saat orang lain sampai, kita istirahat. Saat orang istirahat, kita sudah mulai jalan lagi. One Step Ahead!

Semoga bermanfaat...........


Jumat, September 21, 2007

Wajib Manzil dari Ta'lim...

Diposting oleh Soraya di 9/21/2007 11:36:00 AM 0 comment
Attention for ukhti2 mad'u-nya Mba Nani...

Ada PR niih.. harap diingat yah bagi yang lupa or belom tau, buruan deh kerjain coz hariya tinggal besok euy....

Wajib Manzil 1
Tulis dan Hafalkan QS. Al-Baqarah : 183-185 beserta terjemah

Wajib Manzil 2
Buat Target Ramadhan ( dari pribadi masing2 ), sbb:
  • Tilawah
  • Muroja'ah
  • Baca Buku Islam
  • Sholat Sunnah ( Dhuha, Rawatib, Tahajud, dll )
    Infaq
  • Silaturahmi

Cara nya:--> 10 hari pertama, target yg diatas itu ditulis... , ex: tilawah -> ampe juz berapa.... , muroja'ah -> surat ap aj.., baca buku islam -> berapa banyak buku, sholat sunnah -> full / engga-> ... x, dll dah, ngerti khan...

Trus juga masi banyak pembahasan lainnya, amat sangat diharapkan loh kehadirannya pada ma Mba Nani.. Okeh..

Kamis, September 20, 2007

Kecewa lagi...

Diposting oleh Soraya di 9/20/2007 09:47:00 AM 0 comment
Karena ni blog punya w, jadi terserah w yawh isinya apaan. Sekarang ini w lagi mau mengungkapkan isi hati yang terlalu "aneh" ini..dengan kata lain "curhat" =) Jadi gni loh... Kemaren tu w g masup. sebenernya sih banyak pertimbangan dalam memutuskan w hadir ato engga hari itu ke kantor. Walhasil, ternyata w bener2 g masup... padahal w dah dapet mandat dari atasan buwat ikut keluar lapangan lagi tuk kedua kalinya... Huff, batal deh gara2 w g hadir. Lalu, w pikir hari ini mandat itu masih berlaku... tapi kenyataannya w masih aja stand by di kantor, ngerjain yg g jelas, urusan2 kemaren yang sempet tertinggal juga dah beres, tinggal urusan2 baru yang menunggu wat dikerjain. huh.. ( lagi2 ngeluh, sabar yaa para reader.. hehehe )

Banyak hal yang mesti dipelajari tapi w bingung harus memulainya darimana.. help me...!!

Bagi yang puasa, met menjalankan ibadahnya yaa... g kerasa uda hari ke 8 Ramadhan, hayo2.. yang juz Al Qur'annya masi dibawah target, buruan kejaar... ntar Ramadhannya keburu pergi baru deh nyesell.. hiks2.. mangkanya mumpung masi ad Ramadhanny, isi deh tuh dg hal2 yg bernilai ibadah, lawan syaithan2 yang masi bisa lepas itu ( walaupun katanya para Syaithan itu pada dibelenggu, tapi kl ternyata alasannya masi menggunakan kata2 , nah lho.. syaithan dari mana tuuh.. ). Oke dee, pesen w -->1) Unzur ila ma qol wa la tanzur ila man qol.. hehe..

Syukron...

Selasa, September 18, 2007

Jadi juga neeh...

Diposting oleh Soraya di 9/18/2007 11:44:00 AM 0 comment
AlhamduLillah jadi juga neh blog "aneh" ni. padahal sebelumnya ga ada niatan wat ikut2an bikin blog. tapi tapi daripada seter mikirin problema kehidupan yang tak kunjung usai.. ( duh..laga'nya..) , yasu lah.. mengisi waktu dengan melakukan hal2 diluar pembelajaran... hi3, begini deh misalnya, bikin postingan yang "aneh2"...

G tw deh bisa istiqomah pa engga ngrusin ni blog.. hehe, maklum tipikal" moody". Jadi y.. selagi ada, n selagi isinya masih bisa bermanfaat, datengin deh ni blog, trus kasi comment dah... okeh...?!

met membaca...
* hayya lil qira'

Penemu Lambang @ pada E-mail

Diposting oleh Soraya di 9/18/2007 11:25:00 AM 0 comment
Banyak yang memakai email tapi mungkin tidak tahu kenapa dan siapa yang menemukan tanda @ dalam alamat email. Surat elektronik atau electronic mail (e-mail) pertama yang berhasil dikirimkan antara dua mesin dilakukan oleh seorang insinyur pendiam, Ray Tomlison di BBN suatu hari di tahun 1972. Sebelumnya, Tomlison telah menulis program mail untuk Tenex, sistem operasi yang dikembangkan BBN, yang hingga sekarang masih beroperasi pada mesin-mesin PDP-10 ARPANET.

Selain itu, yang juga monumental adalah penemuan lambang @ pada e-mail yang kemudian digunakan orang di seluruh dunia. “Karena saya yang pertama [menemukan], jadi saya bisa leluasa memilih pungtuasi yang saya inginkan,” ujar Tomlison. “Saya memilih lambang @,” ujarnya. Karakter ini, menurut dia, lumayan membantu karena mirip huruf a untuk address atau alamat lembaga pemilik e-mail yang dituju. Ia tidak menyadari betapa saat itu ia sedang menciptakan sebuah icon penting untuk jagat Internet.

Kenali Hatimu..

Diposting oleh Soraya di 9/18/2007 09:15:00 AM 0 comment
Peran hati terhadap seluruh anggota badan ibarat raja terhadap para prajuritnya. Semua tunduk kepadanya. Karena perintah hatilah istiqomah atau penyelewengan itu ada. Begitu pula dengan semangat untuk bekerja maupun belajar. Rasulullah Shalallahu alaihi Wa Salam bersabda: "Ketahuilah, di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik maka baik pulalah seluruh tubuh. Dan apabila ia rusak maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ketahuilah itu adalah hati. (HR Bukhari dan Muslim) Macam-Macam Hatihati yang sehat, hati yang mati, dan hati yang sakit.Hati yang sehat adalah hati yang selamat. Pada hari kiamat nanti, barangsiapa yang menghadap allah Subhanahu Wa Ta'ala tanpa membawanya tidak akan selamat. Allah berfirman: "Adalah hari yang mana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali ornag yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat." (QS. Asy-Syuara: 88 - 89)

Hati yang selamat didefiniskan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran. Hati ini selamat dari beribadah kepada selain Allah dan berhukum kepada selain Rasulullah. Ubudiyahnya murni kepada Allah. Iradahnya, mahabbahnya, inabahnya, ikhbatnya, khasyyah-nya, raja'nya, dan amalnya, semuanya lillah, karenaNya. Jika ia mencinta, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena Allah. Ini saja tidak dirasa cukup. Sehingga ia benar-benar terbebas dari sikap tunduk dan berhukum kepada selian Rasulullah. Hatinya telah terikat kepadanya dengan ikatan yang kuat untuk menjadikannya sebagai satu-satunya panutan, dalam perkataan dan perbuatan. Ia tidak akan berani bersikap lancang, mendahuluinya dalam hal aqidah, perkataan atau pun perbuatan.

Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Ia tidak beribadah kepadaNya dengan menjalankan perintahNya atau menghadirkan sesuatu yang dicintai dan diridhaiNya. Hati model ini selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawai, walaupun itu dibenci dan dimurkai oleh Allah. Jika ia mencinta, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena hawa nafsu. Hawa nafsu telah menguasainya dan lebih ia cintai daripada keridlaan Allah. Hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali baginya. Kebodohan adalah sopirnya, dan kelalaian adalah kendaraan baginya. Seluruh pikirannya dicurahkan untuk menggapai target-target duniawi. Ia diseru kepada allah dan negeri akhirat, tetapi ia berada di tempat yang jauh sehingga ia tidak menyambutnya. Bahkan ia mengikuti setiap setan yang sesat. Hawa nafsu telah menjadikannya tuli dan buta selain kepada kebatilan. Bergaul dengan orang yang hatinya mati ini adalah penyakit, berteman dengannya adalah racun, dan bermajlis dengan mereka adalah bencana.

Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada 'kehidupan', dan kadang-kadang pula cenderung kepada 'penyakit'. Padanya ada kecintaan, keimanan, keikhlasan dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala yang merupakan sumber kehidupannya. Padanya pula ada kecintaan dan ketamakan kepada syahwat, hasad, kibr, dan sifat ujub, yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Ia ada di antara dua penyeru; penyeru kepada Allah, Rasul, dan hari akhir, dan penyeru kepada kehidupan duniawi. Seruan yang akan disambutnya adalah seruan yang paling dekat, paling akrab.

Demikianlah, hati yang pertama adalah hati yang hidup, khusyu', tawadlu', lembut dan selalu terjaga. Hati yang kedua adalah hati yang gersang dan mati. Hati yang ketiga adalah hati yang sakit, kadang-kadang dekat kepada keselamatan dan kadang-kadang dekat kepada kebinasaan.
 

My Story Life Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting