Rabu, November 11, 2009

Setahun Sehari bersama Fajar

Diposting oleh Soraya di 11/11/2009 02:56:00 PM
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. (AL ANBYAA’ 35)

tahun lalu, tepatnya 9 November 2008, lahir bayi laki2 sebagai anak ke-4 dari keluarga sepupuku, yang sekaligus menambah jumlah keluarga besar di rumahku. suka duka menyelimuti keadaan rumah saat itu, karena ibunya melahirkan dalam kondisi sangat kepayahan, sampai2 mengalami pendarahan hebat dan dilarikan ke RSCM. hari2 awal sang bayi yang cukup memprihatinkan, karena tak mendapatkan langsung kehangatan seorang ibu.

jam berganti jam, hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, hingga akhirnya tahun berganti tahun..

tepat setahun sudah 2 hari yang lalu Muhammad Al Fajar menghiasi kegembiraan di rumah kami. meski dalam kondisi sakit, dia tetap fajar yang mampu menerangi kesedihan kami (orangtua, dan keluarga besarnya), melihat kondisi sakitnya yang semakin parah. keterbatasan ekonomi membuatnya tak tersentuh pengobatan RS besar, hanya klinik2 umum dan praktek dokter anak yang bisa dijangkau.

1 hari yang lalu di tahun ini, tepatnya Selasa, 10 November 2009, Allah memanggilnya. Allah menjadikannya tabungan surga untuk ibunya di akhirat kelak.

kemarin, karena memang ada urusan, aku tidak berangkat kerja pagi. kemarin pagi benar2 kelabu.. karena setelah dibawa klinik, Fajar sudah tak dapat ditolong, Fajar benar-benar meninggalkan keluarganya serta keluarga besarnya.

Fajar, memang jarang tersenyum untukku, mungkin karena hubungan kekerabatan yang cukup jauh, dia anak dari sepupuku, tapi kami satu atap. dia selalu menjadi pelepas aku berangkat kerja, dengan melihat wajahnya setiap pagi, sangat cukup membuatku merasa kehilangannya. sangat kehilangan.

saat pagi hingga siang.. matamu belum menutup sempurna, bibirmu belum menguraikan senyuman terakhirmu.. saat semua keluarga datang, saat semua keluarga mengikhlaskan, terutama ayah, ibu serta kaka&adik2mu, saat kau selesai dimandikan, dikafankan, matamu kini benar2 terpejam rapat, bibirmu pun mengulas senyuman tanda kau bahagia atas keikhlasan kedua orangtuamu. Fajar.. meski jabatanku hanya "tante jauh", tapi jauh dilubuk hati ini terselip doa untukmu. kepergianmu mengingatkanku akan kepergian ibuku..

saat kau dimandikan, selalu terbayang bagaimana nanti aku yang dimandikan..
saat kau disolatkan, selalu terbayang bagaimana nanti aku yang disolatkan..
saat kau dibawa keluar dari musola dan digendong ayahmu menuju mobil, menuju tempat peristirahatanmu, bagaimana aku nanti yang berada didalam kerandaku..
aku takut ya Rabb.. takut jikalau kau mengambilku disaat aku benar2 tak siap, disaat aku sedang bermaksiat.. na'udzubillah tsumma na'udzubillah.. ya Allah.. jadikan husnul khatimah di akhir hayatku..

menciummu untuk terakhir kali, mengingatkanku pada ciuman2ku yang terhitung jarang padamu. kita memang tidak akrab, dan penyesalanku baru datang saat kau tiada. aku menyesal tak dapat membantu biaya pengobatanmu, aku menyesal tak mampu memberikan sedikit bantuanku meringankan sakitmu. akupun menyesal karena aku tak punya kelebihan rezeki untuk membantumu, semua habis untuk pengobatanku. maafkan aku atas keegoisanku ini.. aku pun jadi ingat penyesalanku dulu saat kecil, yang tak berani mencium ibu yang melahirkanku di hari terakhirnya. namun semua penyesalan tak pernah ada artinya, semua sudah menjadi jalan hidup, yang jika ikhlas menerimanya, menjadi lebih ringan dirasa.

kepolosan kakamu yang sangat ku ingat, ketika ayahmu akan mengambil Fajar menuju musola untuk disolatkan, dia berkata pada sang ibu "ikhlasin ya Ma" sambil menggendong Fajar. saat itu sang Ayah bilang, "nanti kita kumpul lagi disana.." dan kakamu bertanya pada ibumu, "emang kita mau ngumpul dimana Ma ma Fajar?". sedih. mungkin jika aku yang menjadi sang ibu tak kan kuat menahan tangis air mataku saat anak ketigaku menanyakannya. dalam hati ku berpikir, ya.. kita akan berkumpul, itu sebuah kepastian, jadi untuk apa terlalu berlarut dalam kesedihan. Fajar sudah bahagia disisi empunya, Fajar sudah tidak merasakan sakit apa2 lagi, Fajar sudah tenang. dan itulah takdirNya.. kematian memang selalu menjadi duka yang mendalam, tapi hikmah seakan tak pernah habis dari sebuah kematian.

aku selalu berdoa, apabila sakitku ini menjadi perantara ajalku, maka jadikan ending dari hidupku ini benar2 dalam keadaan yang baik ya Rabb..

اللهم اختم لنا بحسـن الخاتمة ولا تختم علينا بسـوء الخاتمة

“Ya Allah, akhirilah hidup kami dengan husnul-khatimah (akhir yang baik), dan jangan Kau akhiri hidup kami dengan suu-ul-khatimah (akhir yang buruk)”

2 comment:

liez on 13 November 2009 pukul 10.42 mengatakan...

ya Allah.. jadikan husnul khatimah di akhir hayatku..

Aamiin..

iyah belajar ikhlas dlm menghadapi sgala ujian :((

Angel_Fire on 13 November 2009 pukul 11.25 mengatakan...

iya Liez.. smua orang pasti menginginkannya, namun hanya Allah-lah yang menghendaki segala sesuatunya. iya, harus terus belajar lapang dada.

Posting Komentar

Tafadhol yang mau komentar.. ^^

 

My Story Life Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template Sponsored by web hosting