Alhamdulillah Allah masih mengaruniakanku telinga, yang alhamdulillah-nya lagi masih sehat dan mampu mendengar. Suatu sore disaat jam kerja, telingaku menyempatkan diri untuk mendengar kajian Ust. Syamsul Ma’arif, MA yang sedang on air di Radio RAS FM (95.5 Mhz). Tema kajian sore itu mengenai “Makna Keberkahan”, yang sengaja dituliskan kembali di blog ini supaya lebih sering direview dan ditelaah kembali.
berkah itu..
-) Az-Ziyaadah, yakni Ziyaadatul Khair (bertambahnya kebaikan). Bertambahnya kebaikan dalam bentuk Ibadah kepada Allah (Ibadah secara ritual ; sholat, puasa, tilawah, dsb), serta ibadah dalam bentuk social (berbuat baik kepada kerabat, jiran, masyarakat serta lingkup besarnya agama dan Negara). Ibadah secara ritual dapat dengan ringan dan dengan khusyuk dilakukan. Yang perlu diingat, bertambahnya kebaikan atau berkahnya hidup bukan dilihat dari segi bertambahnya materi seseorang, melainkan dari segi nilai kebaikan orang tsb terhadap kehidupan akhiratnya, seseorang yang mengutamakan akhiratnya, maka Allah akan mencukupi dunianya.
Ada hadits shahih yang diriwayatkan oleh Tirmidzi yang berbunyi : "Barang siapa yang akhirat menjadi harapannya, Allah akan menjadikan rasa cukup didalam hatinya serta mempersatukan (mempermudah –pentj.) urusannya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan patuh dan hina. Tetapi siapa yang dunia menjadi harapannya, Allah akan menjadikan kefakiran berada didepan matanya serta mencerai beraikan urusannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya kecuali sekadar apa yang telah ditetapkan baginya".
Di dalam Al-Qur’an Allah juga menerangkan;
“Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahanam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik”. (QS 17 : 18-19)
-) As-Sa’adah, yakni Kebahagiaan (Kebahagiaan yang sesungguhnya). Jika sudah berumah-tangga, kebahagiaan ini dirasakan oleh hati melalui sikap menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing pasangan hidup, tidak ada percekcokan yang melampaui batas. Kebahagiaan tidak semata-mata dilihat dari zhohirnya, orang yang bahagia adalah orang yang memiliki akhlaq yang bagus.
Kebahagiaan hidup selain disebabkan oleh keberkahan yang Allah berikan, juga disebabkan oleh ketenangan hati. Ketenangan hati yang menjamin kebahagiaan hidup seseorang. Salah satu cara agar hati ini menjadi tenang dan tenteram adalah memiliki sifat “Qona’ah”, yakni menerima pemberian Allah sesuai Qodho dan Qadarnya Allah, dan itu yang terbaik untuk kita. Yakinlah bahwa Allah memberikan sesuatu sesuai dengan takaran/kadar.
-) At-Tazkiyah, yakni Bersih. Orang yang mendapatkan keberkahan hidup adalah orang yang hidupnya bersih, bersih dari maksiat. Harta yang dimiliki bersih dari hak orang lain, artinya orang tsb selalu membayarkan zakatnya, selalu menginfaqkan dan mensedekahkan hartanya di Jalan Allah karena ia tahu harta yang dia miliki adalah titipan Allah yang didalamnya ada hak orang lain.
La’alla Nafa’a.. Ilalliqo.. ^_^
0 comment:
Posting Komentar
Tafadhol yang mau komentar.. ^^